Cinta adalah Omong Kosong

Love. Kata yang diucapkan dan selalu diumbar-umbarkan oleh sepasang kekasih yang dimabuk kasmaran. “MABUK” dalam artian tak sadar. Padahal rasa ketertarikan kita kepada lawan jenis itu mesti diucapkan dengan sadar karena hal itu adalah wujud perasaan kita. Ketika kita merasa ingin memilikinya, kita mengatakan cinta. Ketika kita memiliki nafsu kepadanya kita mengatakan cinta. Ketika kita menyepakati suatu komitmen kepada kekasih kita, kita lagi-lagi mengatakan cinta. Kita tidak sadar bahwa cinta hanyalah omong kosong. Cinta hanya sebuah symbol dari pencitraan terhadap komitmen, tanggung jawab terhadap pasangan, dan rasa ingin memiliki. Banyak orang rela menukarkan nyawanya demi cinta, itu dikarenakan egonya yang kelewat batas dan rasa memilikinya yang dalam. Jika ia mampu berfikir dingin, maka dia tidak akan merelakan nyawanya begitu saja, ini pengaruh iman. Kemudian kasus lain, banyak orang yang nangis-nangis serta nyembah-nyembah ke lawan jenisnya demi mendapatkan perhatian juga simpati dari si doi, itu dikarenakan pikirannya yang sempit akan harga diri dan rasionalisasi. Cinta yang sejati adalah kepada Allah swt. Karena semua bermuara padanya. Jika kamu percaya dan telah membaca, Al-Qur’an sudah memberitahu kita bahwa setiap manusia sudah diciptakan berpasang-pasangan. Tinggal cari saja yang cocok, maka semua akan selesai. Kalo memang usahamu sudah maksimal dan tidak mendapatkan yang kamu cari, maka Tuhan sudah menakdirkan seperti itu. Jangan lawan, nikmati semua proses kehidupan ini dengan ikhlas.

Trus, bagaimana dengan suami istri? Banyak kok yang merasakan cinta sampai kakek-nenek?

Jawabannya: itu bukan cinta gan, melainkan bentuk rasa tanggung jawab. Kita mesti menafkahi, kita mesti menjadi iman, kita mesti melayani, dan lain-lain. Cinta itu abstrak, tak bisa diibaratkan dengan sesuatu yang lebih berharga dan bernilai dari kata cinta itu sendiri. Kita merasa senang ketika berdua dengan pasangan kita, itu karena nafsu. Semua manusia pasti punya nafsu. Kita selalu ingin bersamanya dalam suka maupun duka, itupun karena ego. Jadi, kata cinta tidak seharusnya ada di muka bumi ini.